Tutorial Cryptohero Lengkap Bahasa Indonesia | Cryptocurrency Indonesia

SERAYA KALKULUS CINTA

SERAYA KALKULUS CINTA

- Kenangan -

Ale .. begitu orang memanggil, kata-kata itu terdengar setiap hari dalam sepanjang hidupnya. Usianya kira-kira 12 tahun, dia tidak tahu pasti hari ulang tahunnya karena dia merupakan anak ke dua belas dari tiga belas bersaudara, bahkan ibunya juga tidak tahu tanggal berapa ia dilahirkan, dia merasa bahwa keluarganya sudah tidak memperdulikan lagi.

walaupun demikian ia sudah merasa beruntung dengan keadaannya yang seperti ini, sejak kecil hidupnya jarang sekali menjumpai yang namanya senang. Dan hari yang dilalui seakan tak berarti.
Hidupnya bak angin di padang pasir kering dan tak tentu arah, dia selalu merasa sepi dan juga merasa mamanya sudah tidak sayang lagi dengannya. Hal itu terjadi ketika Ia berusia sekitar 8 tahun ia sempat diusir orang tuanya dengan alasan yang sepele saat bertengkar dengan adiknya, dia tidak tahu apa-apa yang terjadi mengapa ia diusir dan mengapa mamanya mengusir dia? Dua pertanyaan yang selalu diingat sampai sekarang. Dia mencoba untuk merenungi apa yang ia perbuat, tapi hal itu akan semakin membuatnya sedih.

“Ale.....”, begitu kaget ia setelah mendengar suara bibinya,
“iya bibi..” (sambil mengusap air matanya),
“kamu teringat mama mu lagi ya.., kok menangis, ada apa...” (sambil tersenyum mendekati Ale).
“Tidak bibi, mata Ale cuma kemasukan debu”.
“Ale, kamu tidak usah berbohong pada bibi, bibi tahu apa yang kau rasakan, kesedihan, kepahitan, bahkan kekejaman ibumu selama ini telah hilang. Lagipula ada bibi dan Om Roni yang selalu menemani kamu, kamu tidak akan merasa kesepian karena disini banyak teman-teman yang menyayangimu”,
“bibi benar, aku teringat lagi kenangan-kenangan saat bersama mama dan kedua saudaraku, aku hanya memikirkan bagaimana keadaan mereka sekarang”.
Oh...kamu anak yang baik Ale.., andai aku punya anak sepertimu pasti kehidupan kami akan bahagia (kata bibi Elen dalam hati, merasakan kesediahan karena sampai sekarang anaknya belum ditemukan, karena kabur dari rumah).
“Nasibmu sama seperti Erna yang kabur karena dulu bibi sangat kejam padanya padahal dia anak kandung bibi sendiri, dan sekarang bibi sadar akan semua yang bibi lakukan salah”, (ungkap bibi dalam hati yang seakan menahan air matanya keluar),
Dia tidak mau Ale tahu apa yang sebenarnya terjadi, “mungkin ibunya juga merasakan kesedihan sama seperti aku..” (sempat terlintas sejenak di pikirannya).
Itu tidak boleh terjadi karena Ale sudah aku anggap sebagai anakku sendiri, aku tidak boleh melepaskannya. Walaupun sekarang mama nya sedang merenungi nasibnya dalam kesedihan. Lukaku yang lama kian memudar berkat hadirnya Ale..(dengan mimik yang tersenyum ciut).

“Bibi kenapa kok senyum-senyum sendiri” kata Ale bingung.
“Ha...,ah tidak, bibi Cuma senang saja melihat kamu kembali ceria”. Ale merasa ada yang disembunyikan dari bibi Elen. Dia merasa ada suatu rencana atau hal masih menjadi sebuah misteri, dan siapa sebenarnya bibi Elen ini, dia tidak tahu, yang dia ketahui ketika diusir mamanya dia berjalan dan sampai akhirnya Ale melihat wanita yang sedang membawa belanjaannya yang tidak lain tidak bukan adalah bibi Elen, kemudian Ale membantu membawakan belanjaannya, tiba-tiba bibi Elen menanyai dan menyuruh Ale untuk langsung tinggal di rumahnya. Itulah pertama kalinya Ale bertemu Bibi Elen sekitar kurang lebih empat tahun dari usianya yang sekarang, “beruntung sekali aku, tapi........,ah tak apalah yang penting sekarang hidupku telah berubah, untung aku punya bibi yang baik dan selalu peduli ma aku, apalagi aku bisa bersekolah”,


xxxx



Kisah Cinta

Hari pun berganti hari, Ale tumbuh menjadi pemuda yang bijaksana, dan sekarang umurnya sudah menginjak 20 tahun dia bahkan kuliah di sebuah perguruan tinggi ternama, tak sedikit cewek yang suka ma dia tapi dia tak begitu peduli. Perioritas yang selalu dipegang teguh yaitu harus menuntut ilmu supaya menjadi anak yang berguna, dia ingin membahagiakan bibi Elen dan Om Roni.

Dia sekarang mempunyai banyak teman akrab, misalnya saja Edo yang selalu bisa diajak berbagi saat senang susah maupun menjadi teman curhat. Edo satu kampus dengan Ale, tapi beda jurusan.
Suatu ketika Ale terpaku ketika melihat seorang gadis yang sangat cantik, rambutnya panjang, bodinya seksi dan pancaran mata yang menawan. Dia tidak tahu perasaan apa yang ada padanya, mungkin ia telah jatuh cinta karena wajar saja jika seusianya mengalami yang namanya jatuh cinta. Tiba-tiba yang tak disangaka-sangka wanita itu mendekati dia, Ale pun tak tahu apa yang harus ia lakukan, dan bertanya-tanya dalam hati kenapa wanitu menghampiriku....

Kemudian setelah wanita itu mendekat, Ale jadi salah tingkah dan berbuat konyol, sampai-sampai wanita itu sempat tertawa dan senyum pada Ale. Oh...., Ale merasakan aura yang berbeda dari wanita yang lainnya.
“Senyummu sungguh menawan”, sempat terlontar kata yang mungkin membuat wanita itu janggal.
“Apa....!!!”, kata wanita itu agak bingung.
Tapi Ale dengan cepat mengalihkan pembicaraan. Setelah berbicara agak lama kemudian dia tahu bahwa wanita itu ternyata mantan pacar sahabat Ale sendiri, dia Cuma ingin tahu keadaan Edo bagaimana setelah ia tinggalkan. Kemudian Ale mengerti dan agak sedih juga mengetahui cewek yang dicintainya adalah mantan dari sahabatnya.

Tapi Ale tak tinggal diam, dia bergegas untuk berkenalan dan meminta nomor HPnya dengan alasan supaya dapat memberi kabar keadaan Edo. Dengan alasan itu pula yang membuat Ale semakin dekat dengan rina (panggilan gadis itu). Dia sering mengajak Rina jalan, ke bioskop, dinner bareng, dll.

Bahkan Edo sendiri tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Memang Edo pernah bercerita tentang pacarnya yang baik hati tapi dia tak pernah menceritakan nama tersebut kepada Ale. Ternyata yang dibilang Edo memang benar sekali, sudah terbukti bahwa Rina itu cantik dan baik hati, dia semakin merasa cinta kepada Rina. Kemudian dia bertekat bulat untuk mengungkapkan persaannya kepada Rina dan menceritakan kepada Edo apa yang sebenarnya terjadi.

Kemudian setelah bertemu Edo, Ale sempat tidak enak hati kepadanya. Dia takut nanti persahabatannya dengan Edo menjadi hancur hanya karena seorang cewek, tapi apa yang terjadi malah sebaliknya. Setelah menceritakan yang terjadi Edo malah senang, akhirnya Rina akan mendapatkan cowok yang baik hati, Edo merasa dia memang tak cukup baik untuk bisa tetap bertahan dengan Rina, dia mendukung sepenuhnya keinginan Ale. Ale pun seketika kaget mendengar apa yang telah teman baiknya ucapkan. Dia hampir tidak percaya apa yang ia dengar, Ale sungguh beruntung menpunyai teman sejati seperti Edo.

Keesokan harinya Ale mengungkapkan perasaannya kepada Rina. Tapi reaksi Rina biasa saja, dia Cuma diam termenung mendengar apa yang ia dengar dan kemudian Rina minta waktu untuk menjawabnya. Sebenarnya dia bingung karena dia masih mencintai Edo. Kemudian Rina menemui Edo seorang diri menceritakan apa yang terjadi dan Edo juga menceritakan tentang perasaannya yang sudah berubah kepada Rina, sekarang ia mengangap Rina hanyalah masa lalu yang terindah. Karena Edo sudah punya kekasih yang mengerti ia sepenuhnya dan tak mungkin lagi bagi nya kembali pada Rina. Dia juga meminta pada Rina supaya tidak mengecewakan hati Ale.

Dengan berat hati akhirnya Rina meninggalkan Edo, dan menerima cinta Ale. Ale pun senang sekali, secara gadis yang diidam-idamkan telah ia dapatkan. Dan Ale bertekat untuk membahagiakan Rina apaun yang terjadi Ale mau menerima Rina apa adanya. Bener- benar Ale merasakan arti cinta dengan kehadiran Rina. Semula Rina menganggap Ale sebagai pelarian belaka, tetapi lambat laun dia sadar dan mengerti ketulusan cinta Ale.

Kala senja menyingsing di sore nan indah, Ale dan Rina sedang duduk di bawah pohon menikmati indahnya suasanya taman saat berdua. Tanpa sadar Rina bercerita tentang kehidupannya, bahwa selama ini dia tinggal di sebuah Kos dengan biaya sendiri. Ale seketika itu terkejut mendengarnya, lalu Ale bertanya “Aaappaa..., memangnya ada apa tentang keluarga beserta ortumu?” (dengan mimik yang seakan tidak percaya).
Kemudian dengan sedih Rina meneteskan air matanya, suasana yang tadinya romantis sekarang menjadi memilukan.

“aku sudah lama kabur dari rumah, entah mengapa niatku dulu tidak dapat ku bendung, aku tidak tahan lagi dengan mamah yang selalu marah ma aku. Air mata ini mungkin telah habis, dan aku mungkin tak boleh menangisi kemauanku sendiri. Kekejaman mamahku dulu selalu terpahat di hati ku dan bila teringat, hati ini seakan tertusuk. Ingin aku memendam jauh rasa yang tak pernah mati ini, tapi tak kuasa tuk menyangkal bahwa walaupun begitu dia tetaplah mamahku, yang melahirkanku dan yang membesarkanku. Kalau ku pikirkan sekali lagi ada segi positif dari semua itu yaitu aku bisa menjumpai kamu, lelaki yang ku cari selama ini. Kan ku sandarkan sepenuhnya hidupmu hanya padamu. Tapi kumohon, jangan ceritakan semua ini kepada orang lain karena aku percaya sepenuhnya ma kamu” (begitu ucapan Rina yang menyulap suasana menjadi hening, sambil bersandar di bahu Ale). Ale hanya terdiam dan larut dalam keheningan itu.
Sesekali ia berkata,
kau benar-benar pujaan hatiku,
tak pernah ku temui wanita sepertimu.
tak pernah ku bayangkan ku memilikimu.
Tuhan begitu baik padaku,
sampai menjumpai pusat keceriaanku.
Seperti indahnya waktu yang telah berlalu
kau hadir menyapaku.
Rina sayangku,
kesenanganmu adalah segalanya bagiku.
Percayalah....,
aku akan selalu disisimu.

Rina terharu mendengar semua itu, dan kemudian mereka berdua berpelukan. Betapa tentram hati Rina berada di dekapan lelaki yang dicintainya. Tak berapa lama Ale menerima telepon dari Om Roni. Memberitahukan bahwa bibi Elen sekarang sedang rawat inap di rumah sakit, Ale yang terkejut segera bergegas pergi ke rumah sakit untuk menengok bibi Elen, Rina yang tak tahu apa-apa pun mengikuti Ale sampai ke rumah sakit, Ale tidak menceritakan bahwa bibinya sakit karena sudah tidak sempat lagi mengatakan dalam situasi yang seperti ini.

Sesampainya di rumah sakit ternyata Om Roni sudah berdiri di depan pintu unit gawat darurat dengan mimik cemas. Kemudian Rina terkejut melihat Om Roni, begitu pula sebaliknya.

Rina berlari keluar rumah sakit sambil menangis, Ale menjadi bingung dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada Om Roni. Dan Om Roni mengatakan bahwa wanitu itu adalah Erna yang tidak lain adalah anaknya yang kabur dari rumah semasa dulu.

Ale tak kuasa menahan air matanya “ternyata Rina adalah Erna, kenapa Om Roni tidak menceritakan bahwa sudah mempunyai anak?”

“Itu karena Om dan bibi tidak mau menceritakn semua itu supaya kamu dapat tinggal dengan nyaman di rumah kami tanpa ada beban yang kami bebankan kepadamu, karena kami sangat menyayangimu, kami tidak ingin lagi orang yang kami sayangi pergi lagi, kamu sudah kami anggap sebagai anak sendiri”.

Tumbanglah Ale mendengar apa yang ia dengar, wajahnya menjadi pucat, lemas dan tak bertenaga. Om Roni keluar mengejar Erna, dan ternyata Erna sedang duduk di bawah pohon sambil menangis.
“Erna..,” kata Om Roni.

Erna hanya terdiam menundukkan kepala sambil terus menangis. Om Roni berkata “temuilah mamamu Erna, mamaku menyesal pada perbuatannya dulu. Sebenarnya mamamu sangat menyayangimu. Papah tahu kamu membenci dia, tapi walau bagaimanapun juga ia tetap mamahmu yang melahirkanmu dan yang membesarkanmu”

Kemudian Erna teringat pada kata yang pernah ia katakan kepada Ale (walaupun begitu dia tetaplah mamahku, yang melahirkanku dan yang membesarkanku). Seketika Rina bangkit dan memeluk papahnya, lalu bergegas menemui mamanya. Sebelum sampai kepada mamahnya, dia melihat Ale masih duduk bersandar di tembok dengan tatapan kosong. Bahkan ketika Erna lewat di depannya, seakan Ale tak melihatnya. Erna juga merasa serba salah kepada semua pihak.

Dia ragu untuk memasuki kamar dimana tempat ibunya dirawat. Tapi ayahnya memberi dorongan semangat untuk Erna supaya sanggup menghadapi kenyataan yang dihadapi.

Kemudian Erna memberanikan diri untuk melangkah memasuki kamar tersebut. Dan menjumpai sosok yang telah lama tak ia lihat, Erna berlari menghampiri Ibunya, memeluk dan menatap mata ibunya dengan tatapan haru.

Lalu Ibunya berkata, “Erna., sekarang kamu sudah besar, sudah menjadi gadis yang cantik, apakah kamu mau memaafkan mamamu ini yang ..”
“SSsstt.., jangan teruskan mah! Erna yang salah, tentu Erna sudah memaafkan mamah dari dulu, dan maafin Erna juga ya pah..., mah..” seru Erna (yang seakan luka batinya selama ini telah hilang seketika).

Tiba-tiba Ale membuka pintu dan masuk, dengan keberanian yang begitu besar Ale menghampi mereka bertiga. Kemudian Ale berkata pada orang tua Erna, “Om, tante.., terima kasih selama ini telah baik pada Ale, yang sudah mengijinkan Ale tinggal di rumah. Dengan apa Ale dapat membalas kebaikan Om dan Tante.....,karena om dan tante sudah Ale anggap sebagai orang tua sendiri. Tapi..., bila Ale harus meninggalkan Erna, Ale tak sanggup untuk melakukannya karena Ale sudah terlanjur cinta pada Erna. Dan karena Ernalah Ale dapat mengerti apa itu cinta sejati, Ale sangat menyayangi Erna. Ale tak sanggup membayangkan entah apa yang akan terjadi bila Ale jauh dari Erna. Ale akan melakukan apapun asal jangan pisahkan kami..!!”.

Kemudian Om Roni menjawab, “Sebenarnya Om dan tante tak mengharapkan imbalan dari semua itu Ale, tentu Om dan tante merasa senang atas kehadiranmu dalam kehidupan kami. Semula Om memang menganggap kamu sebagai anak karena kamu anak yang baik. Tapi ada satu yang Om minta darimu yaitu...., BAHAGIAKAN ERNA DALAM HIDUPNYA DAN JANGAN MENGECEWAKANNYA”
Mendengar itu, Ale dan Erna menangis tapi air matanya adalah air mata kebahagiaan. Erna yang semula berdebar-debar dengan kejadian tadi, akhirnya merasa lega dan damai di hatinya.Kemudian Ale dan Erna berpelukan sedangkan papah dan mamanya tersenyum melihat kebahagiaan mereka.


Komentar