Beribu Kumbang menghiasi bunga
Di hari tujuh belas
Sejatinya bunga itu tak akan layu
Kumbang berbaris dengan rapi
Kala mentari di ufuk timur
Kemudian hitam melingkupi sang bunga
Tak cukup hanya satu
Tak cukup hanya dua
Berulang dan terus berulang
Sepasang bunga yang mesra
Menengarai hampir layu
Tak ada air maupun pupuk
Apa yang terjadi sebenarnya
Bukanlah nyata
Puisi tercipta atas gambaran jiwa
Bolehlah berpaling
Tidak boleh mengninggalkan
Jam menunjuk sejajar kuadrat tiga
Sedang satu bunga berada di kursi merah
Adalah satu bunga lain tak peduli
Karena urusannya sendiri
Akhiri puisi ini dengan rintihan hati
Komentar